Bangunan kubus berwarna hitam ini pernah
kulihat di mana-mana. Di lukisan, bingkai foto, sajadah, maupun dalam siaran
televisi. Brntuknya demikian sederhana, namun begitu sempurna. Tak perlu
membuatnya beraneka warna, tak perlu membentuknya aneka rupa. Hanya hitam saja,
kubus saja.
Hitam adalah induk segala warna. Dia mampu
menyerap semua spektrum cahaya, meskipun sebenarnya hitam adalah akromatik,
warna yang justru melambangkan ketiadaan warna. Kekosongan. Budaya barat
mengidentikan hitam dengan kematian, namun aku lebih suka mengasosiasikannya dengan
pencapaian puncak. Bukankah dalam seni bela diri, sabuk hitam adalah pencapaian
paling tinggi ? Demikian juga dalam pencapaian akademis, toga berwarna hitam.
Mobil para pejabat tinggi maupun jenis tulip yang paling mahal, semua hitam.
Hitam adalah puncak kesempurnaan.
Bentuk kubus juga tak kalah sempurna
bagiku. Karena titik sudut , garis rusuk, dan sisinya paling teratur dan
simetris dari segala arah. Demikian Islam – sederhana, namun sempurna dari
segala sisi.
Aku mereasa, di sinilah tempat terindah
yang pernah kulihat di dunia. Orang boleh terkagum-kagum dengan kecantikan
Menara Eiffel atau kemegahan Colosseum Roma. Tapi KAKBAH dan Masjidil Haram
adalah keajaiban dunia yang sebenarnya.
*99 Cahaya di Langit Eropa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar